Adakah Interaksi Ideologi Antara Islam Dengan Bangsa Maya?

Anda Disini : Home-->Adakah Interaksi Ideologi Antara Islam Dengan Bangsa Maya?

Suku Maya

Berangkat dari asumsi dasar bahwa semua bangsa adalah keturunan para nabi dan rasul, maka sedikit banyak jejak-jejak peninggalan para nabi dan rasul itu masih ada yang tersisa. Walaupun realita yang tidak bisa kita pungkiri adalah bahwa penyimpangan dan kerusakan tela sedemikian parah setelah mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu. Maknanya, bahwa ajaran tauhid para nabi dan rasul itu sangat mungkin masih tersisa pada sebagian kecil orang-orang bijak dari mereka (meski sangat sedikit sekali), bahkan meski mereka telah menyebar ke berbagai belahan dunia terjauh sekalipun. Sebagai contoh, bahwa jarak antara nabi Ismail dengan Waraqah bin Naufal terpisah sedemikian jauh (lebih dari 3000 tahun). Namun demikian, Waraqah bin Naufal masih berpegang teguh dengan Millah Ibrahim (ayah nabi Ismail). Hal itu terjadi ketika bangsa Arab lainnya betul-betul sudah berada di lembah kesesatan yang sedemikian jauh dari ajaran nenek moyang mereka. Akan senantiasa ada kemiripan -sedikit atau banyak- antara ideologi yang dibawa oleh para nabi dan rasul dengan ajaran-ajaran yang dimiliki oleh umat-umat lain, karena awalnya mereka berasal dari nenek moyang yang sama.

Suku Indian
Suku Indian

Yang dimaksud disini adalah, karena setiap nabi dan rasul membawa misi tauhid yang di dalamnya dikenalkan pokok-pokok keimanan (yang paling mendasar adalah iman kepada Allah dan hari akhir), maka sisa-sisa ajaran ini sangat mungkin masih terbawa oleh anak keturunan nabi Nuh a.s., termasuk anak keturunan Yafits. Bangsa Indian, termasuk Suku Maya yang diduga adalah keturunan Yafits bin Nuh a.s. juga tidak terkecualikan. Fitrah setiap anak cucu Adam adalah meyakini akan dasar tauhid ini (mengimani Allah dan hari akhir). Hanya saja, seiring dengan berjalannya waktu, keyakinan ini terus digerus oleh tipu daya setan, kebodohan dan bisikan nafsu. Akidah tauhid dan keimanan akan hari akhir dengan semua tanda-tandanya telah terkotori oleh keyakinan-keyakinan bid'ah yang dibisiki oleh setan, sehingga yang masih tersisa hanyalah akidah dan keyakinan yang rusak; termasuk tentang tanda-tanda Kiamat. Para nabi dan rasul itu secara pasti telah mengenalkan tentang akhir zaman kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat dijelaskan dari Abu Sa'id Al-Khuduri ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dan tidaklah diutus seorang nabi yang diikuti itu, kecuali untuk memperingatkan kaumnya terhadap Dajjal. Saya telah menerangkan perkaranya bahwa ia cacat, sedangkan Rabb kalian tidaklah cacat. Mata kanannya menonjol dan tidak dapat disembunyikan , seolah-olah dahak yang berada di dinding kapur, sedangkan mata kirinya seperti planet yang bulat...."

Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah SAW pernah berdiri di hadapan manusia, kemudian beliau memuji Allah SWT dan Allah adalah pemilik segala pujian. Kemudian beliau menceritakan tentang Dajjal, "Sesungguhnya aku memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi pun melainkan telah memperingatkan umatnya tentang bahaya Dajjal. Sungguh Nabi Nuh a.s. telah memberikan peringatan tentang Dajjal itu kepada umatnya...."

Riwayat di atas  menjelaskan bagaimana para nabi dan rasul menjelaskan tentang salah satu tanda kiamat yang paling popular; Dajjal dan tanda-tandanya. Maka, tidak menutup kemungkinan juga bahwa mereka juga menceritakan tanda-tanda lainnya. Tidak mengherankan jika di dalam Taurat dan Injil yang hari ini masih dijadikan pegangan oleh Yahudi dan Nashrani dipenuhi dengan berita-berita akhir zaman, bahkan dengan perincian yang teramat detail.

Dengan demikian, tidak berlebihan sekiranya dikatakan bahwa bangsa Indian, suku Maya dan suku-suku lainnya boleh jadi masih memiliki sedikit 'warisan' yan ditinggalkan oleh para nabi dan rasul sebelumnya (dengan mengalami distorsi yang sangat parah tentunya). Sehingga beberapa ramalan mereka yang didasarkan pada ilmu nujum juga memiliki beberapa korelasi dengan apa yang ada dalam wahyu. Hal itu lebih diperkuat lagi dengan fakta-fakta di atas bahwa bangsa Indian juga telah banyak berinteraksi dengan kaum muslimin beberapa abad yang silam, jauh sebelum Colombus menemukan Amerika. Wallahu a'lam bish shawab.

1 comments: